RUTENG – Pembangunan infrastruktur di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, terus digenjot oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai bagian dari upaya menjadikan kawasan ini destinasi wisata premium. Salah satu proyek utama adalah ruas jalan menuju Wae Kelambu Pelabuhan Multipurpose Peti Kemas yang digarap oleh PT Brantas Abipraya (Persero) senilai sekitar Rp 114 miliar.
Namun, meskipun fisik proyek telah dilaksanakan dengan progres tinggi hingga 91,94 % pada September 2025. Sejumlah pekerja dan pihak lokal melaporkan kerusakan pada sistem drainase serta tanggul penahan tanah (TPT) yang mulai retak bahkan sebelum pekerjaan dinyatakan selesai. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran bahwa kualitas konstruksi belum sesuai dengan beban fungsi jangka panjang jalan itu sendiri.
Proyek infrastruktur jalan menuju Pelabuhan Wae Kelambu di Labuan Bajo yang digadang sebagai proyek strategis nasional, kini menuai sorotan. Proyek yang dimulai proses tender sejak 2023 dan dijadwalkan rampung pada 2025 ini menelan anggaran hingga Rp114 miliar dan digarap oleh PT Brantas Abipraya (Persero). Tujuannya jelas: memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) sekaligus mendukung jalur logistik pelabuhan multipurpose.


        
        
        
        
        