YOGYAKARTA – Ketua Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Luky Agung Yusgiantoro, B.Sc,.M.Sc,.Ph.D mengatakan bahwa desa merupakan pintu gerbang untuk mencapai kedaulatan dan kesejahteraan negara.
“Kalau desa tidak berdaulat dan tidak sejahtera, maka itu juga menjadi ukuran negara,” ujar Lucky saat menyampaikan pidato pembukaan saat Kuliah Umum dan Buka Puasa Bersama dengan materi “Kontribusi dan Partisipasi Sarjana Katolik Dalam Memperkuat Kedaulatan dan Kemandirian Desa” diwakilkan oleh Sekjen ISKA Dr. Ch. Arie Sulistiono.
Acara Kuliah Umum dan Buka Puasa Bersama dengan topik “Transformasi Desa Dalam Mewujudkan Kesejahteraan dan Kedaulatan Rakyat”ini terselenggara berkat kerjasama Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “APMD” dengan Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) dan The Indonesian Power for Democracy (IPD).
Kuliah umum ini berangkat dari kenyataan bahwa Desa telah mengalami transformasi di bawah UU No.6 Tahun 2014 yang kemudian di revisi menjadi UU No.3 Tahun 2024.
Namun, transformasi tersebut belum sepenuhnya menghantarkan desa ke pintu gerbang kedaulatan dan kesejahteraan rakyat.
Terdapat banyak kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat yang mengebiri kedaulatan dan kesejahteraan rakyat, seperti kebijakan penggunaan dana desa untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT), Stunting dan sebagainya, yang membuat desa menjadi kurang berwenang dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri.