Ia juga optimistis UMKM dapat memanfaatkan peluang acara sosialisasi dan pelatihan menuju IPO, guna mengakselerasi dan memotivasi UMKM memperluas permodalan dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Iklim tersebut sangat baik untuk berkembang. Kami menyakini akan banyak lagi UMKM yang bisa masuk papan akselerasi. Kami menargetkan sampai akhir tahun ini sebanyak 10 UMKM dibantu untuk masuk pasar modal,” kata Temmy.
Temmy berharap, kegiatan sosialiasi serta pelatihan bagi persiapan UMKM untuk IPO mampu mendorong UMKM melakukan langkah strategis menjadi perusahaan publik, yang memiliki kredibilitas, profit bertumbuh, dan menjadi usaha skala besar.
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2024, akan lebih melambat dibanding 2023. IMF menggambarkan pertumbuhan global tahun ini resilient but slow.
Penjualan eceran juga diperkirakan menurun.
Indonesia harus keluar dari middle income trap. Bappenas telah memproyeksikan pendapatan per kapita rakyat kita akan naik dari kisaran 4 ribu dolar Amerika Serikat (AS) saat ini menjadi lebih dari 30 ribu dolar AS di tahun 2045.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, KemenKopUKM tengah memperkuat basis ekonomi unggulan di masing-masing daerah melalui Rumah Produksi Bersama (RPB). RPB sambung Temmy, meningkatkan pendapatan pelaku UMKM dan koperasi melalui hilirisasi berbasis komoditas unggulan lokal.


