MATARAM– General Manager (GM) dan Senior Manager (SRM) PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) melakukan kunjungan manajemen untuk memantau progres pekerjaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Fast Track Program (FTP) kapasitas 2×50 MW Padak Guar, Sambelia, Lombok Timur, NTB, Kamis, 22 Februari 2024.
PLTU yang ditargetkan Commercial Operation Date (COD) unit 1 pada 2024 ini diproyeksikan memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, memperkuat sistem kelistrikan Lombok, serta mendukung sektor pariwisata di NTB.
GM PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, mengatakan proyek pembangunan PLTU yang sempat terkendala pandemi itu kini menjadi fokus PLN untuk memacu progres PLTU agar manfaatnya dapat segera dinikmati masyarakat.
“PLTU Sambelia ditargetkan mendorong masuknya investasi di Lombok seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sebagai destinasi pariwisata super prioritas untuk pengembangan pariwisata dan event internasional,” kata GM Abdul Nahwan.
Kegiatan kunjungan manajemen ke PLTU Sambelia ini juga dirangkai dengan penyerahan bantuan dua unit gerobak sampah listrik (golis) karya SMKN 3 Mataram binaan PT PLN (Persero) UIP Nusra untuk keperluan pengelolaan sampah di Desa Padak Guar.
Selain untuk keperluan pengelolaan sampah desa, program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kendaraan listrik dan menumbuhkan minat masyarakat setempat pada kendaraan listrik.
“Di hadapan kita sudah ada golis yang akan kita serahkan untuk keperluan desa, mudah-mudahan ini bisa bermanfaat dan bisa menyebar serta diminati masyarakat,” ucap GM Abdul Nahwan.
Mewakili kepala Desa Padak Guar, Sekretaris Desa, I Gusti Ngurah Aryawan Asasandi, mengucapkan terima kasih kepada PLN atas bantuan golis. Sebab, dengan melimpahnya destinasi wisata, sampah menjadi salah satu masalah di Sambelia yang perlu dikelola sebaik-baikya.
“Hari ini kami menerima gerobak listrik yang akan difungsikan sebagai pengakut sampah yang di mana program desa sendiri sudah ada olah sampah terpadu untuk pengolahan sampahnya. Jadi sangat tepat sekali kebetulan yang kurang itu alat pengakutnya,” ujar Sekdes I Gusti Ngurah Aryawan Asasandi.