Oleh: Freddy Tedja – Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
Persiapan pensiun yang matang tanpa disertai pengelolaan perencanaan keuangan yang mumpuni justru akan membuat masa pensiun menjadi terganggu.
Setelah bertahun-tahun mengumpulkan bekal pensiun yang cukup, namun karena kesalahan pengelolaan keuangan, uang pensiun menjadi tergerus dan tidak cukup lagi untuk menghidupi masa pensiun sesuai yang kita estimasi sebelumnya.
Tantangannya adalah bagaimana bekal pensiun yang sudah kita miliki mampu menghidupi kita bertahun-tahun hingga tutup usia.
Seperti apa persiapan pensiun dan pengelolaan keuangan di masa pensiun yang tepat?
Simak penjelasannya di bawah ini.
Bersiap sebelum dan sesudah pensiun
Persiapan pensiun bagi sebagian besar masyarakat Indonesia masih dianggap “pasti akan dapat dicukup-cukupkan”.
Meskipun begitu, bagi orang-orang yang sudah menyadari pentingnya pensiun dan menganggap diri sudah memiliki bekal yang cukup, ketidakmampuan mengelola keuangan (baca: investasi) di hari tua, bisa berdampak pada tergerusnya uang pensiun yang sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.
Kita tidak pernah tahu sampai berapa panjang umur seseorang.
Teknologi dan kesadaran manusia untuk hidup sehat mampu memperpanjang ekspektasi hidup manusia. Badan Pusat Statistik mencatat, umur harapan hidup (UHH) orang Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
Di periode 2020-2023, UHH orang Indonesia meningkat 0,56% per tahun atau rata-rata tumbuh 0,25% per tahun, dimana di tahun 2023 UHH mencapai 73,93 tahun.
Jika usia pensiun saat ini mencapai 57 tahun, paling tidak seseorang harus memiliki perencanaan matang dalam pengelolaan keuangan pensiunnya hingga 17 tahun ke depan, agar kebutuhan hidupnya tetap dapat tercukupi.
Jadi, walaupun memang sebagian besar dana pensiun sudah kita siapkan sebelumnya ketika kita masih di usia produktif, kita tidak boleh lengah dan pengelolaan dana pensiun tetap harus kita lakukan bahkan setelah kita memasuki masa pensiun tersebut.
Cari proteksi kesehatan
Tantangan terbesar ketika memasuki usia pensiun adalah faktor kesehatan.
Seiring bertambahnya usia, sakit dan ketidakmampuan fisik adalah perampok yang paling berbahaya, terutama di saat kita tidak lagi produktif.
Terlebih bisa jadi bakal ada tambahan biaya mendadak yang harus kita keluarkan untuk mempertahankan hidup ke depan.
Untuk itulah, beberapa tahun menjelang pensiun, disarankan untuk mencari perlindungan asuransi kesehatan yang mampu mencakup layanan biaya rawat jalan, rawat inap, hingga operasi.
Biaya asuransi kesehatan jelang pensiun tidak murah, namun kita akan merasakan banyak manfaatnya seiring bertambahnya usia.
Jangan malas untuk mencari tahu beragam perawatan medis dan biaya yang bisa dicover oleh perusahaan asuransi.
Pastikan program asuransi kesehatan yang kita beli telah cukup memadai dan sesuai dengan standar rumah sakit dan layanan kesehatan yang nyaman bagi kita.
Memang masih ada layanan BPJS Kesehatan, tapi tidak ada salahnya jika memiliki dua perlindungan sekaligus. Ingat, semakin bertambahnya usia semakin besar pula biaya kesehatan yang harus kita tanggung.
Simpanan darurat
Selalu bersiap menghadapi kondisi darurat, entah itu kendaraan yang harus masuk bengkel, pompa air yang rusak, atau bagian rumah yang memerlukan perbaikan.
Untuk itu, tempatkan sebagian dana pensiun di instrumen keuangan yang mudah dicairkan seperti simpanan di bank atau reksa dana pasar uang.
Biaya hidup yang tak akan habis
Jangan pernah berasumsi biaya hidup akan menyusut semasa pensiun nanti.
Yang terjadi adalah, biaya-biaya yang kita keluarkan di usia produktif, seperti biaya transportasi, uang sekolah anak, (hingga gaya hidup) akan tergantikan dengan biaya-biaya baru seperti biaya kesehatan (seiring bertambahnya usia) dan nutrisi yang lebih baik, serta perawatan rumah (karena waktu kita akan lebih sering dihabiskan di rumah).
Biaya yang dapat kita kurangi adalah gaya hidup. Namun itu membutuhkan proses dan tidak bisa langsung dilakukan.
Untuk perhitungan biaya yang dibutuhkan saat pensiun, jangan pernah mengurangi angka biaya bulanan di masa produktif, yang ada justru kita harus menambahkan.
Untuk mencukupi biaya hidup bulanan, siapkan sejumlah pokok (dana) dan manfaatkan hanya bunga yang didapatkan untuk biaya hidup bulanan, jangan pernah mengurangi pokok.
Dengan asumsi bunga deposito saat ini di kisaran 5%, maka pokok yang cukup sebesar 240x biaya hidup bulanan.
Kebebasan dari beban
Memasuki usia pensiun, idealnya kita hanya memikirkan diri kita dan pasangan hidup.
Namun yang terjadi, masih ada orang tua yang menanggung anak-anaknya, bahkan biaya hidup bulanannya.
Menjadi tanggung jawab setiap orang tua untuk menyiapkan anak-anak agar lebih mandiri saat dewasa.
Sehingga di masa tua, orang tua dapat lebih menikmati masa pensiun yang lebih nyaman dan bermain bersama cucu-cucu, tanpa perlu memikirkan lagi kebutuhan hidup anak-anaknya.
Beralih ke rumah yang lebih kecil juga menjadi salah satu cara mengurangi beban biaya operasional bulanan.
Berapa pun besar uang yang sudah disiapkan, jika salah mengelolanya, bisa dipastikan pensiun kita akan terganggu.
Pintar-pintar kita untuk menempatkan uang di keranjang yang tepat.
Tempatkan uang kita pada aset yang berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi dari deposito, seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana saham.
Lakukan diversifikasi portofolio, sesuaikan dengan profil risiko, tujuan keuangan dan jangka waktu yang telah ditetapkan.
Masa pensiun haruslah indah, jadi rencanakan dengan baik