JAKARTA-Indikasi adanya operasi senyap guna meloloskan partai gurem ke Senayan terus mengemuka diruang publik.
Diduga kuat, operasi ini melibatkan tangan kekuasan bersama jaringannya.
Oleh karena itu, Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti berharap partisipasi rakyat untuk membongkar praktek culas tersebut.
“Ayo rakyat, mari kita bongkar bersama-sama kecurangan ini. Pola manipulasi ini udah nggak benar,” ujar Ray di Jakarta, Minggu (25/2).
Menurut Ray, salah satu cara membongkar praktek curang ini adalah melalui hak angket DPR.
“Jadi, hak angket ini perlu dijalankan agar mampu membongkar dugaan kecurangan tersebut,” tegasnya.
Ray mengaku mendengar dugaan operasi senyap ini untuk meloloskan salah satu partai penguasa.
“Meloloskan PSI gitu, ya boleh jadi ada, boleh jadi tidak, saya nggak tahu. Oleh karena itu saya melihatnya lagi-lagi, angket tuh jadi penting,” ujarnya.
Dia menjelaskan alasannya mengapa hak angket ini perlu dilakukan, karena Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) hanya bekerja untuk menyelesaikan satu per satu kasus dugaan kecurangan.
Sementara jika DPR menjalankan hak angket seluruh kasus dugaan kecurangan bisa di buat kesimpulan.
“Oleh karena itu enggak akan kebongkar ini, karena Bawaslu melihat kasus per kasus, ‘oh terjadi di sana penggelembungan suara’ oke, kita benahi itu, selesai ya. Terjadi lagi di sana kita benahi itu, oke selesai ya. Kalau ada yang salah kalau mau pidana ya pidana,” katanya. “Jadi rangkai demi rangkaian itu enggak akan dibuat kesimpulan oleh Bawaslu, bahwa ada upaya yang secara sistematis untuk meng-goal-kan salah satu partai tertentu,” sambungnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari melihat bedasarkan hasil quick count, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak bisa lolos ke Senayan karena perolehannya suara nasional di bawah ambang batas yakni 4%.
“Kalau lihat survei, hasil quick count enggak ya, jadi ya nggak tahu nanti lihat hasil resmi KPU (Komisi Pemilihan Umum) seperti apa, real count kayanya juga enggak ya,” kata Qodari.