MATARAM– Petani cengkeh di Desa Wewo, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berdekatan langsung dengan wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu telah melangsungkan panen.
Kepala Desa Wewo, Laurensius Langgut, mengatakan aktivitas panen cengkeh para petani di Desa Wewo ini berdampak pada peningkatan peredaran jumlah uang dalam satu bulan terakhir, yakni hingga Rp6,3 miliar.
“Uang yang beredar di Desa Wewo satu bulan terakhir menyentuh Rp6,3 miliar. Itupun belum terjual semua hasil panennya. Ada 57 KK yang tidak memiliki lahan cengkeh di Desa Wewo dari total 600 KK,” kata Laurensius Langgut.
Keberhasilan panen cengkeh kali ini merupakan kabar gembira bagi petani yang hampir 4 tahun sebelumnya, para petani cengkeh tidak pernah panen akibat curah hujan yang tinggi dan perubahan iklim.
“Situasi ini merata di sejumlah wilayah lain di Manggarai,” ucap Laurensius Langgut.
Besarnya uang yang beredar pasca panen cengkeh tidak hanya memberi dampak positif bagi petani, namun juga bagi roda perekonomian secara lebih luas.
Sejak Desember 2023 sampai Januari 2024, Kades Laurensius Langgut mengatakan sekitar 50 ton cengkeh telah terjual oleh para petani ke pengepul.
Harga cengkeh yang ditawarkan para pembeli melonjak hingga mencapai Rp126.000 per kg atau bergerak naik dari Rp96.000 per kg.
“Itupun belum terjual semuanya. Saat ini masih ada petani cengkeh yang baru panen,” ujar Laurensius Langgut.
Peredaran uang yang tinggi berdampak positif bagi perputaran perekonomian di sektor lainnya di mana dengan tingginya peredaran uang membuat geliat perekonomian masyarakat turut bergerak selama sebulan terakhir.