RUTENG – Kelompok tua adat masyarakat Gendang Rebak-Poco Leok, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendukung pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu. Dukungan tersebut bukan tanpa alasan, demi memajukan perekonomian masyarakat setempat.
Narsisius selaku anak dari “Tua Gendang” kampung Rebak, Desa Mocok, Kecamatan Satarmese, merasa yakin, bahwa dengan pengembangan PLTP Ulumbu di wilayah Poco Leok, putra daerah khususnya asal Poco Leok bisa bekerja di perusahaan milik PT. PLN.
“Pasti lebih maju ketimbang seperti sekarang secara ekonomi masyarakat,” ungkap Narsisius seperti dikutip Senior Manajer Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara, Dede Mairizal, (06/06).
Narsi mengklaim sekitar 90% pemilik lahan yang digunakan untuk pengembangan PLTP mendukung rencana besar tersebut.
Jika ada yang menolak, maka itu akan menjadi urusan pihak gendang Rebak untuk berkoordinasi dengan pihak yang menolak untuk menyerahkan lahannya.
Namun menurut Elfridus AK. Hambur, selama ini ada perbedaan pemahaman dari masyarakat yang masih kurang terkait pengembangan PLTP Ulumbu.
“Kalau misalnya ada yang menolak, tinggal jelaskan lebih perinci lagi. Kalau masih menolak, tinggal kumpul saja masyarakat apakah program ini membawa dampak buruk, atau membawa dampak baik. Dan sampai sekarang saya melihat lebih banyak dampak positif,” ujarnya.
Kornelis Wajong mengatakan, pemerintah punya kewenangan untuk menyukseskan proyek ini.
Namun terkait dengan ganti untung yang menjadi hak warga masyarakat, agar diperhatikan oleh pihak terkait dalam hal ini PLN.
Kemudian Leksianus Antus selaku tokoh masyarakat gendang Rebak mengatakan, waktu “Tabe Gendang” pihaknya telah menyepakati. Maka Leksi dengan tegas mengungkapkan, tidak ada larangan untuk pemboran. Justru yang menolak itu warga yang tidak memiliki lahan di wilayah pengeboran PLTP.
Begitupun yang dirasakan “Tua Adat Gendang Kampung Mesir”, Vinsensius Godat, pribadinya sangat antusias dengan kehadiran PLTP Ulumbu, karena kata dia, masih banyak wilayah di Poco Leok membutuhkan listrik terutama di tempat tinggal mereka belum ada penerangan listrik PLN.
Pernyataan para tua adat tersebut senada dengan yang disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, ketersediaan listrik bersih akan membuka potensi pengembangan ekonomi seluruh masyarakat NTT. Termasuk sektor pariwisata yang punya potensi besar untuk jadi destinasi dunia seperti Labuan Bajo.