JAKARTA-Saat ini film menempati porsi yang signifikan dari produk media yang dikonsumsi masyarakat.
Terkadang kita suka bertanya-tanya apakah keseringan menonton film dapat mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari?
Apakah perilaku kita ini ada hubungannya dengan film yang kita tonton?
Mungkinkah film yang kita tonton ini berpengaruh ke emosi yang kita miliki? Seberapa banyak emosi, kognisi dan perilaku kita dapat berubah di bawah pengaruh film?
The Brain
Banyak faktor secara langsung mempengaruhi keadaan psikologis seseorang dan perilakunya.
Film atau tontonan yang biasa kita saksikan, meskipun secara tidak nyata memasuki kehidupan kita, namun penelitian mengenai neuroscience dan psikologi menjelaskan bahwa film atau tontonan tersebut dapat memberikan dampak selayaknya pengalaman di kehidupan nyata.
Pada satu penelitian Developmental Cognitive Neuroscience, menjelaskan bahwa bagian otak depan manusia memiliki peran besar akan hal ini. Bagian otak depan memiliki peran untuk mengevaluasi informasi yang diterima manusia.
Bagian otak ini mencakup the cerebral cortex, yang merupakan bagian terbesar dari otak, yang terlibat dalam kecerdasan, memori, dan kepribadian tingkat tinggi.
Impuls sensorik yang datang dari peripheral areas tubuh diterima dan diinterpretasikan di cerebral cortex. Cerebral cortex terdiri dari empat lobus: frontal lobe, parietal lobe, temporal lobe, dan occipital lobe.
Setiap lobus memiliki area penyimpanan memori atau area asosiasinya sendiri, sehingga dapat menyimpan memori dari film yang ditonton. Bagian otak lain yang memiliki peran dalam memori emosi dan fungsi emosional lainnya adalah limbic system.
Classical Conditioning
Selain proses biologis, bagaimana film dapat mempengaruhi perilaku manusia dapat dijelaskan dengan salah satu teori psikologi seperti classical conditioning.
Film mengilustrasikan bagaimana emosi, pikiran, dan juga perilaku bekerjasama dengan proses biologi untuk membangkitkan persepsi dan keyakinan individu yang kemudian menghasilkan suatu perilaku.