RUTENG-Pengembangan pembangunan Energi Baru Terbarukan (EBT) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu (Poco Leok) kapasitas 2 x 20 MW yang berlokasi di Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) memasuki tahap pengurusan izin penetapan lokasi.
Pengembangan pembangkit listrik yang ramah lingkungan ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang termuat dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030 yang memperioritaskan penggunaan pembangkit listrik berbasis EBT sebesar 51 persen.
Komitmen PLN terhadap pengembangan EBT merupakan wujud transformasi PLN sesuai pilar “Green” yakni menghadirkan energi yang ramah lingkungan dengan memperhatikan sustainable developement untuk masyarakat dan lingkungan yang berada pada ring-1 pembangunan.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara, Wahidin, mengatakan saat ini dunia global sedang menghadapi kirisis perubahan iklim dan pemanasan global.
Pengembangan PLTP Ulumbu adalah langkah nyata PLN untuk menyediakan tenaga listrik yang renewable, dan ramah lingkungan.
Sehingga ketergantungan penyediaan energi listrik dari bahan bakar fosil dapat direduksi secara bertahap.
“Pulau Flores memiliki potensi panas bumi mencapai 902 MW yang belum dimanfaatkan secara optimal, tersebar di 16 titik dan diantaranya ada di Ulumbu, Mataloko, dan Sokoria, sehingga potensi ini mampu menjadi sumber listrik utama di sistem flores” ujar Wahidin.