JAKARTA-Saat melakukan pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, harga saham PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli/BELI) mampu bertahan di zona hijau, setelah pada penawaran umum mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 4,4 kali lipat pada Penjatahan Terpusat.
Menurut CEO dan Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto di Jakarta, Selasa (8/11), pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO) BELI mendapatkan dukungan dan minat dari investor domestik dan internasional, terdiri dari sovereign wealth funds, long-only funds, multi-strategy funds hingga private
wealth management.
Kusumo menyampaikan, antusiasme investor berhasil mencatatkan oversubscribed mencapai 4,4 kali lipat pada Penjatahan Terpusat, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah alokasi Penjatahan Terpusat dari 2,5 persen menjadi 5 persen dari keseluruhan jumlah penawaran saham.
“Hari ini merupakan awal dari tonggak sejarah baru dalam perjalanan Blibli. Dengan resmi melantai di BEI, kami semakin dekat menuju visi menjadi platform omnichannel perdagangan dan gaya hidup terdepan yang terpercaya bagi seluruh pelanggan, baik individu maupun institusi,” papar Kusumo.
Saat pembukaan perdagangan Selasa (8/11), saham BELI langsung terkoreksi 2,22 persen ke level 440, meski langsung berbalik menanjak ke posisi 472 atau setara dengan kenaikan 4,89 persen dari harga penawaran di level 450.
Hingga pukul 10.35 WIB, BELI mampu bertahan di teritori positif atau berada di level 456 atau meningkat 1,33 persen.
Seperti diketahui, saat pelaksanaan IPO, BELI menawarkan saham kepada publik sebanyak 17,77 miliar lembar atau setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh BELI setelah IPO.
Adapun harga pelaksanaan ditetapkan senilai Rp450 per saham.