JAKARTA- Strategi perusahaan untuk menggenjot sektor pendapatan dari bisnis di luar PELINDO group terbukti sanggup menjaga kinerja keuangan PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IDX: IPCM).
Terbukti, fundamental keuangan tetap stabil di tengah tantangan kenaikan BBM yang masih belum menunjukkan tanda perbaikan.
Pertumbuhan pendapatan bisnis di luar PELINDO sampai dengan September 2022 merupakan porsi pertumbuhan pendapatan terbesar yaitu sebesar 27% atau sebesar Rp180 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp142 miliar, dibanding pertumbuhan pendapatan bisnis di lingkungan PELINDO yang hanya meningkat 7%, atau sebesar Rp491 miliar dari tahun lalu sebesar Rp458 miliar.
Dengan demikian secara total ada peningkatan pendapatan sebesar 12% atau Rp671 miliar dari Rp600 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, dengan catatan laba bersih sebesar Rp101,7 miliar, naik 12% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp90,5 miliar.
Kontribusi utama diperoleh dari jasa pelayanan kapal sebesar Rp591 miliar atau 88% dari total pendapatan.
Kontribusi pendapatan lainnya adalah pengelolaan kapal sebesar Rp40,5 miliar atau 6% serta pengangkutan dan lainnya sebesar Rp40 miliar atau 6%.
Pendapatan jasa penundaan kapal yang terdiri dari pelabuhan umum senilai Rp339 miliar, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) sebesar Rp121 miliar dan Terminal Khusus (Tersus) sebanyak Rp131 miliar.
Peningkatan pendapatan tertinggi terdapat pada TUKS dengan kenaikan 16% dibanding periode tahun 2021 lalu.
Terkait dengan kenaikan beban pokok sebesar 22% dari Rp395 miliar menjadi Rp481 miliar, terutama disebabkan adanya peningkatan yang signifikan pada beban bahan dimana BBM mengambil porsi tertinggi yaitu sebesar Rp151 miliar dari Rp91 miliar pada tahun sebelumnya.
Untuk mengimbanginya, Perseroan berhasil menekan beban umum dan administrasi sebesar 28% dari Rp94 miliar menjadi Rp68 miliar serta beban operasi lainnya yang dapat dikendalikan dengan baik.
Selain itu, IPCM mencatatkan kenaikan total aset sebesar 7% dari Rp1,4 triliun pada 9M-2021 menjadi Rp1,5 triliun pada 9M-2022.
Kenaikan tersebut dikarenakan adanya peningkatan pada aset lancar dengan kisaran 17% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.