RUTENG-Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku berhasil dalam menurunkan angka kekerdilan hingga 3,9 persen setelah adanya konvergensi upaya spesifik dan intervensi sensitif dilakukan berbagai pihak di daerah itu.
“Dalam enam bulan terakhir Pemerintah Kabupaten Manggarai berhasil menurunkan angka kekerdilan hingga 3,9 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Bertolomeus Hermopan seperti dikutip dari ANTARA di Kupang Selasa (11/10).
Hermopan mengatakan anak balita yang mengalami kekerdilan di Kabupaten Manggarai di Pulau Flores tercatat 4.313 orang atau 16,2 persen.
Menurut dia, anak-anak yang mengalami kekerdilan itu tersebar di 12 kecamatan dan terbanyak terdapat di Kecamatan Ruteng, yakni sebanyak 999 balita dan yang terendah di Kecamatan Reok, yaitu sebanyak 117 anak balita.
Dia menjelaskan berdasarkan hasil pengukuran bulan Februari 2022, jumlah balita yang mengalami kekerdilan di Kabupaten Manggarai sebanyak 5.320 orang atau 20,1 persen, dan pada pengukuran Agustus 2022, turun menjadi 4.313 balita atau menurun sebesar 3,9 persen.
Ia mengatakan penurunan angka kekerdilan itu terjadi setelah adanya intervensi spesifik yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai berupa pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan balita, Asi eksklusif pada bayi, pemberian tablet tambah darah dan vitamin.
Ia menambahkan berbagai lembaga pemerintah juga melakukan intervensi sensitif, seperti dilakukan Dinas PUPR, Dinas Peternakan berupa menyiapkan air bersih, pemberian bantuan ternak sebagai sumber protein hewani, promosi makanan bergizi, menjaga jarak kelahiran dan sebagainya.