Oleh: Emrus Sihombing
Setelah Partai Nasional Demokrat (Nasdem) mengusung Anies Baswedan, di satu sisi bargaining position Anies semakin dan lebih kuat dibanding Nasdem sendiri. Nasdem sendiri menjadikan posisi tawar Anies lebih tinggi daripada Nasdem. Menarik.
Bahkan Nasdem menjadikan Anies “Anak Manis”, daripada kadernya sendiri.
Mengapa? Sebab, Nasdem, mau tidak mau harus kerja ekstra mendekati partai lain yang sewajarnya menjadi tugas Anies, sebagai kandidat.
Merujuk jumlah kursi Nasdem di DPR-RI, setidaknya harus ada dua partai untuk berkolasi agar bisa menggolkan Anies jadi Capres Pilpres 2024.
Dalam pertukaran sosial/politik semacam ini, posisi tawar dua partai lain tersebut otomatis “di atas angin” dibanding Nasdem karena bagi dua partai tersebut masih terbuka lebar berkoalisi dengan partai lain yang lebih menguntungkan kepentingannya.
Karena itu, bisa saja dua partai tersebut tidak mau bergabung dengan Nasdem mengusung Anies.
Untuk itu, mau tidak mau, Nasdem harus mengeluarkan energy atau biaya politik, komunikasi politik dan komunikasi pemasaran politik untuk menjadikan Anies Capres pada Pemilu 2024.
Bagi Nasdem, sudah sulit untuk tidak membawa Anies lagi karena sudah diumumkan ke publik.