LABUAN BAJO-Kelangkaan pupuk bersubsidi di kalangan petani di Manggarai Barat (Mabar) beberapa bulan terakhir ini kembali terjadi.
Kondisi ini disebabkan kuota pupuk dari Kementerian Pertanian di Jakarta jauh dari yang diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar.
Berdasarkan data, kuota pupuk yang diusulkan Pemkab Mabar sebanyak 14.573,9 ton , sementara yang dialokasikan cuma 7050 Ton.
Demikian disampaikan PLT Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pemkab Mabar, Laurensius Halu, S.ST kepada PadarNews.co di ruangan kerjanya Kamis (4/3/2021) kemarin.
“Jumlah yang kita usulkan untuk kebutuhan pupuk bersubsidi tahun ini 14.573,9 ton. Sementara kuota yang dialokasikann oleh kementrian dari Jakarta hanya 7050 ton untuk 5 jenis pupuk. Jadi, kita mengalami kelangkaan pupuk bersubsidi sebesar 7523,9 ton,” ujar Laurensius .
Dari 7050 ton ini, jelasnya, pengirimannya bertahap selama 12 bulan.
Setiap bulan, lanjutnya, jatah untuk kelompok tani di Mabar kurang lebih 587 ton pupuk bersubsidi.
Kuota perbulan itu sangat sedikit dibandingkan tingkat kebutuhan pupuk di kalangan kelompok tani.
Menurutnya, usulan 14.573,9 ton dari Pemkab Mabar ini sudah berdasarkan Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).