Oleh: M. Mufti Mubarok
Dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ajakan untuk mencintai produk lokal dan membenci produk asing.
Pernyataan yang kemudian viral dengan berbagai sentimen.
Ada yang bersentimen positif, tak banyak juga yang memiliki sentiment negatif.
Ternyata seruan ajakan tersebut karena sebelumnya Pak Jokowi mendapatkan laporan terkait adanya e-commerce yang menjual produk barang lintas negara.
Selain itu juga adanya praktik predatory pricing yang membunuh kompetisi dan mengganggu Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.
Tidak Hanya Basa Basi
Dari sisi seruan cintai produk lokal/dalam negeri asli Indonesia agaknya kurang tepat, karena produk Indonesia sudah banyak yang go-internasional.
Pemakaian kata lokal oleh Pak Jokowi tampaknya kurang tepat. Mestinya produk dalam negeri yang belum internasional, biar para pelaku usaha tidak berkecil hati.
Namun demikian, pernyataan Presiden tentang cintai produk lokal sebagai bentuk pembelaan para pelaku usaha yang lesu akibat pandemi memang sangat beralasan.
Jargon cintai produk dalam negeri mestinya harus dipersiapkan dengan matang mulai dari hulu sampai hilir, dimulai pra, proses dan pasca produk harus menjadi perhatian semua pihak.
Pemasaran dan permodalan masih menjadi masalah besar produk dalam negeri.
Pasalnya sampai hari ini cintai produk dalam negeri masih menjadi seruan saja.
Kita harus jujur sekujur tubuh dan asupan makanan dan minuman yang kita kosumsi bahan bakunya kenyataannya masih produk import.
Belum lagi alat transportasi, bangunan rumah, gadget dan kebutuhan pokok lainnya masih produk luar.
Pandemi Covid-19 harus dapat dijadikan sebagai momentum untuk mendongkrak UMKM di Indonesia.
Di beberapa wilayah juga terdapat gerakan untuk membeli produk tetangga.
Sebuah jargon yang sederhana tetapi jika dijalankan dapat memberikan multiplier effect yang luar biasa.
Jangan Hanya Jadi Pasar
Pesan yang cukup jelas dan sering dikatakan oleh Presiden yaitu agar Indonesia jangan hanya menjadi pasar.
Selain itu Presiden juga sering mengingatkan pentingnya produksi dengan menggunakan komponen lokal.
Dua pesan yang merupakan realitas di lapangan.