LABUAN BAJO-Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) tengah merancang program-program pendampingan dan pengembangan desa wisata di pulau Flores, Lembata, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bima.
Kepala Divisi Industri dan Kelembangaan BOPLBF Wisjnu Handoko kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, terkait dengan hasil kunjungan kerja BOPLBF meninjau potensi pengembangan desa wisata di desa Kempo, salah satu desa di Manggarai Barat yang berpotensi masuk dalam desa wisata
“Untuk tahun ini divisi kami akan berkonsentrasi dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan kita datang ke Desa Kempo ini akan melihat apa saja yang dapat kita kolaborasikan dengan program-program dari BOPLBF nantinya, seperti UMKM, digitalisasi fashion, kriya, dan juga hospitality,” katanya.
Saat ini ada sekitar 25 desa wisata yang masuk dalam pendampingan dari BOPLBF itu sendiri.
Puluhan desa wisata itu tersebar di enam kabupaten di NTT yakni di Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Nagekeo Ngada serta kabupaten Ende.
Disamping itu juga selama tahun anggaran 2020 BOPLBF sendiri sudah mengidetifikasi kurang lebih 10 desa wisata di pulau Flores yang bertujuan untuk mendukung destinasi super prioritas Labuan Bajo.
10 desa wisata itu sendiri antara lain Desa Komodo, desa Papagarang, desa Batu Cermin, Liang Ndara, Sano Nggoang, , Cunca Wulang dan desa Gorontalo yang mana tujuh desa wisata ini terletak di Labuan Bajo.
Kemudian tiga desa wisata lagi yang terletak di kabupaten Ende yakni desa Nduaria, desa Pemo dan terakhir adalah desa wisata Woloaro.