LABUAN BAJO – Kasus kematian ternak Babi di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) akhir-akhir ini marak terjadi.
Sejak Oktober 2020 hinggga Maret 2021, kasus kematian Babi di daerah itu mencapai 5.600 (Lima Ribu Enam Ratus) ekor.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), drh. Theresia P. Asmon, kepada Wartawan, Kamis (4/3).
Kematian ternak babi itu akhibat terserang virus African Swine Fever (ASF) berdasarkan sampel yang yang dirilis pada Oktober 2020 lalu setelah dilakukan pengujian Lab di Denpasar.
“Sejak akhir 2020 Manggarai Barat juga sudah terkonfirmasi positif ASF. Itu sampel yang kami kirimkan awal Oktober 2020 dan dirilis itu terkonfirmasi positif ASF,” ujarnya.
Sedangkan, terkait data 5.600 ekor babi yang mati karena ASF tersebut, menurutnya angka itu yang berhasil terdata oleh pihaknya.
Tetapi tidak menutup kemungkinan masih banyak yang belum terdata dan terlapor ke pihaknya.
“Ini total yang terdata oleh kita sejak Oktober 2020 sampai sekarang. Tetapi tidak menutup kemungkinan kematin babi itu lebih dari angka 5.600 itu,” ungkap Ney Asmon.
Dari total 12 (Dua Belas) kecamatan yang tersebar di di Mabar, sejauh ini hanya 3 (Tiga) kecamatan saja yang dilaporkan aman untuk sementara, sedangkan 9 (Sembilan) kecamatan lainnya dilaporkan terserang virus ASF.