Oleh: Fransisco Soarez
Mengawali surat terbuka ini saya hendak menyapamu dengan sapaan “co, kreba leso ho’o, kraeng tua? Apa kabar hari ini, bapak? Sapaan itu adalah sapaan khas masyarakat Manggarai di tanah Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sapaan khas suara rakyat yang mengantarmu duduk di kursi parlemen Indonesia, dengan harapan mendapatkan balasan dari saudara dengan jawaban “porong dia-dia kaud” (saya baik-baik saja).
Saudara Benny K. Harman yang terhormat,
Hari Selasa tanggal 23 Februari 2021 menjadi hari yang sangat bersejarah bagi rakyat Sumba dan rakyat Flores, NTT.
Ya, penantian rakyat Sumba dan Flores akan kedatangan sang pemimpin, Presiden RI yang sejak awal pelantikannya hanya disaksikan melalui layar kaca akhirnya terjawab dengan hadirnya Presiden Jokowi di tanah Marapu dan Nusa Nipa.
Hanya dengan melihat wajah sang Presieden dari kejauhan, masyarakat sangat bergembira. Sikap tulus rakyat Sumba dan Flores menyambut kehadiran Sang Presiden RI itu pun diutarakan lewat doa dan ucapan syukur rakyat Sumba dan Flores seperti dalam ungkapan “Tuhan, tolong jaga Jokowi, dia orang baik”.
Mungkin saja ditengah merumunan masyarakat yang menanti hadirnya Presiden di tanah Sumba dan tanah Flores beberapa hari yang lalu terdapat sahabat kenalan, keluarga ataupun ipar Saudara yang merupakan masyarakat Kabupaten Sikka.
Luapan emosi kegembiraan masyarakat dengan berbagai opini, pendapat, pesan dan kesan dalam kunjungan kerja Presiden ke NTT, dapat Saudara temukan jejaknya media sosial, haruslah Saudara tanggapi dengan cara pandang sosial masyarakat.
Saudara Benny K. Harman Yang Terhormat,
Tercatat dalam ingatan kolektif masyarakat Sumba dan Flores bahwa dari 13 wakil rakyat NTT di Parlemen Nasional, Saudara menjadi satu-satunya wakil rakyat NTT di Parlemen Nasional yang menyalahkan Presiden telah melanggar Protokol Kesehatan.